Membuat Lubang Resapan Biopori Untuk Pemukiman
Kondisi kota-kota besar umumnya memiliki lahan
resapan air yang sangat sedikit sekali dan kepadatan penduduknya yang tinggi
menguras persediaan air tanah yang sangat terbatas. Hal ini menyebabkan turunnya
muka air tanah sehingga meninggalkan ruang kosong, dan seterusnya tanah akan
memadat dan mengakibatkan penurunan permukaan tanah (land subsidance). Berkurangnya
air tanah akan menyebabkan kekeringan yang semakin rutin dan memperparah
kondisi lingkungan.
Dengan demikian keseimbangan air di lingkungan
harus terus menerus dilestarikan dan dijaga agar tidak semakin rusak dan semakin
sulit diperbaiki. Untuk itulah diperlukan adanya gerakan pelestarian alam
sekitar yang dilakukan secara bersama-sama oleh semua pihak serta
berkesinambungan.
Salah satu cara yang dapat ditempuh masyarakat dalam lingkup kecil seperti pemukiman adalah dengan pembuatan lubang biopori resapan atau LBR. Lubang biopori resapan ini dapat mencegah mengalirnya air hujan untuk terbuang percuma ke laut lepas, dengan cara meresapkannya untuk menjadi airt tanah. Fungsi peresapan buatan ini sangat penting untuk menggantikan peresapan yang terhambat oleh tutupan lahan di lingkungan kita misalnya atap rumah, jalan-jalan, lapangan dengan perkerasan.
Arti definisi dan pengertian lubang biopiro menurut organisasi.org adalah lubang yang dengan diameter 10 sampai 30 cm dengan panjang 30 sampai 100 cm yang ditutupi sampah organik yang berfungsi untuk menjebak aliran di sekitarnya sehingga dapat meresap ke tanah untuk menjadi sumber cadangan air bagi air bawah tanah.
Sedangkan sampah organik dari tumbuhan di sekitarnya atau sampah organik dapur yang dimasukkan dalam biopori akan menjadi lapukan, dan menjadi kompos yang bisa dipakai untuk pupuk tumbuh-tumbuhan. Pelapukan ini terjadi karena kehidupan cacing yang keberadaannya diperlukan untuk membuat lubang-lubang mikro sehingga menjaga atau bahkan meningkatkan kemampuan daya serap/infiltrasi terhadap air .
Tujuan / Fungsi / Manfaat / Peranan Lubang Resapan Biopori / LRB :
- Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah.
- Membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar.
- Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit.
- Mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut.
- Mengurangi resiko banjir di musim hujan.
- Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah.
- Mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor.
Tempat yang dapat dibuat / dipasang lubang biopori resapan air :
- Pada alas saluran air hujan di sekitar rumah, kantor, sekolah, dsb.
- Di sekeliling pohon.
- Pada tanah kosong antar tanaman / batas tanaman.
lubang biopori pada selokan drainase rumah |
lubang biopori pada ruang kosong taman |
lubang biopori pada drainase tanaman dan lingkungan |
Sebaiknya LBR ini dibuat di wilayah yang memang potensial
untuk meresapkan air jika struktur tanahnya berbutir, muka air tanah yang
relatif dalam, dan ditempatkan pada jalur drainase hujan dimana
kualitas air yang diresapkan masih cukup baik tanpa campuran limbah-limbah
pencemar.
Hindari meresapkan air yang tercemar dan tidak
perlu membuat biopori di tempat yang selalu tergenang, kecuali genangan kecil
yang dapat menjadi kering dengan dibuatnya biopori.
Cara Pembuatan Lubang Biopori Resapan Air :
1. Membuat lubang silindris di tanah dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman 30-100 cm serta jarak antar lubang 50-100 cm.lubang biopori dan alat bor buatan Fakultas Pertanian-IPB |
2. Mulut lubang dapat dikuatkan dengan semen
setebal 2 cm dan lebar 2-3 centimeter serta diberikan penutup agar tidak ada
anak kecil atau orang yang terperosok.
3. Lubang diisi dengan sampah organik seperti daun, sampah dapur, ranting
pohon, sampah makanan dapur non kimia, dsb. Sampah dalam lubang akan menyusut
sehingga perlu diisi kembali dan di akhir musim kemarau dapat dikuras sebagai
pupuk kompos alami.
4. Jumlah minimal lubang biopori yang ada sebaiknya
dihitung berdasarkan besar kecil hujan, laju resapan air dan wilayah yang tidak
meresap air dengan rumus : intensitas
hujan (mm/jam) x luas bidang kedap air (meter persegi) / laju resapan air
perlubang (liter / jam).
Gunakan untuk rancangan di Yogya:
-
tinggi hujan 20 mm/jam
-
laju
resapan air 100 mm/jam,
-
jika
diameter adalah 10 cm maka debit resapan
adalah 3,14 x 102 / 4 x 100 = 7850 mm3/jam = 7,85
liter/jam
sehingga apabila luas tutupan atap rumah adalah 60 m2 , maka
kebutuhan jumlah lubang adalah : 20x 60 / 7.85 /10 = 15,286 atau diperlukan 16
lubang. Angka pembagi 10 pada hitungan adalah faktor konversi satuan.
Untuk memudahkan telah kami siapkan tabel untuk
standar disain yang dapat digunakan sebagai acuan kebutuhan minimal jumlah
biopori sebagai berikut:
Berdasarkan rumusan di atas maka kebutuhan jumlah
biopori jika menggunakan diameter lebih besar yaitu 20 maka dengan luas
penutupan tanah 80 m2 akan
membutuhkan 6 buah lubang biopori.
Demikian materi ini kami sampaikan agar dapat menjadi
pembelajaran dan selanjutnya menjadi pedoman sederhana dalam membuat sendiri
lubang peresapan biopori.
sumber :
- publikasi Ir. Kamir R. Brata, M.Sc., staf konservasi tanah dan air Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor;
- Simulasi hitungan disiapkan sendiri berdasarkan data sekunder di Sleman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar