Faktor keamanan
Secara umum faktor
keamanan suatu lereng merupakan perbandingan
nilai rata-rata kuat geser tanah/batuan di sepanjang bidang
keruntuhan kritisnya terhadap beban yang diterima lereng di sepanjang bidang
keruntuhannya. Nilai faktor
keamanan yang sesuai
dengan bidang keruntuhannya
juga perlu mempertimbangkan
akibat yang ditimbulkannya, yaitu
korban jiwa atau kehilangan
secara ekonomi. Tabel 6
memperlihatkan nilai faktor
keamanan yang direkomendasikan dengan memperhitungkan adanya korban jiwa
maupun kehilangan secara ekonomi.
Pada tabel tersebut
terdapat tiga kategori
resiko untuk masing-masing kasus,
yaitu dapat diabaikan, rendah
dan tinggi. Ketiga kategori merefleksikan perkiraan
kehilangan/kerugian yang
mungkin timbul pada
setiap peristiwa keruntuhan
lereng. Kategori resiko ekonomi merefleksikan perkiraan
besaran kehilangan secara
ekonomi pada saat
terjadinya keruntuhan.
Perlu
ditekankan bahwa faktor keamanan terhadap
resiko kehilangan secara ekonomi dan contoh tipikal
dari keruntuhan lereng
dalam setiap resiko
kehilangan secara ekonomi hanyalah sebagai
tuntunan belaka. Peristiwa keruntuhan
ini merupakan
pernyataan umum dan tidak
mencakup setiap peristiwa
keruntuhan lereng. Sangatlah
penting bahwa seorang perencana
memilih suatu keseimbangan
yang dapat diterima
antara kehilangan secara ekonomi
yang berpotensi terjadi pada setiap
kejadian keruntuhan lereng dan jumlahbiaya konstruksi yang akan bertambah
untuk memperoleh nilai faktor keamanan
yang lebih besar.
Keruntuhan lereng
yang termasuk ke
dalam kategori ‘beresiko
tinggi terhadap kehidupan’ tidak dapat
ditoleransi meskipun kondisi kritis muka
airnya jarang terjadi.
Meskipun nilai faktor keamanan
lerengnya 1,4, jika
beresiko tinggi terhadap
keselamatan orang-orang
disekitarnya maka harus diubah menjadi 1.1
berdasarkan hasil prediksi
kondisi air tanah terburuk.
Pada area
kuari atau ‘site formation’ atau
proyek bahan tambang,
nilai faktor keamanan yang diadopsi untuk
desain suatu lereng
juga harus mempertimbangkan penggunaan area
tersebut di massa
depan, serta keleluasan
yang dilakukan pada
saat menghitung beban-beban tambahan
yang timbul akibat
adanya proyek tersebut.
Jika penggunaan area di
massa yang akan
datang tidak dapat
diperkirakan, maka dapat diasumsikan bahwa lahan tersebut akan
digunakan sebagai area permukiman penduduk.
Tabel 6
Rekomendasi nilai faktor keamanan untuk lereng
Resiko terhadap
nyawa manusia
Resiko
Ekonomis
|
Rekomendasi nilai faktor keamanan
terhadap resiko
kehilangan nyawa manusia
|
|||
Tak diperhatikan
|
Rendah
|
Tinggi
|
||
Rekomendasi nilai faktor keamanan
terhadap resiko
kehilangan secara ekonomis
|
Diabaikan
|
1,1
|
1,2
|
1,5
|
Rendah
|
1,2
|
1,2
|
1,5
|
|
Tinggi
|
1,4
|
1,4
|
1,5
|
1.
Meskipun nilai faktor
keamanan lerengnya 1,4,
jika beresiko tinggi
terhadap keselamatan orang-orang disekitarnya maka harus diubah
menjadi 1.1 berdasarkan hasil prediksi kondisi air tanah terburuk.
2.
Faktor keamanan yang
tercantum di dalam
tabel ini adalah
nilai-nilai yang direkomendasikan.
3. Faktor keamanan yang
lebih tinggi atau
lebih rendah mungkin saja
terjamin keamanannya pada
situasi-situasi khusus dalam hubungannya dengan resiko kehilangan secara
ekonomis.
1. Analisa
faktor keamanan
Analisa
stabilitas lereng adalah
menentukan faktor keamanan.
Secara
umum, faktor keamanan didefinisikan sebagai:
Fs = τf / τd
Keterangan:
Fs = Faktor
keamanan
τf
= Kuat geser tanah rata-rata
τd
= Tegangan geser tanah rata-rata disepanjang permukaan keruntuhan
potensial
Kuat geser
tanah terdiri dari dua komponen,
yakni kohesi dan sudut friksi
atau sudut geser, dan bisa ditulis sebagai
tanφ + σ = c
Keterangan
c = kohesi
φ = Sudut friksi (sudut geser)
σ = tegangan
normal pada permukaan keruntuhan potensial
prosedur-prosedur analisa
stabilitas lereng yang
bermacam-
macam secara
umum dapat dibagi menjadi dua macam:
- Prosedur Massa
Dalam kasus ini,
massa tanah di
atas permukaan gelincir
diambil sebagai satu kesatuan. Prosedur ini berguna apabila tanah yang
membentuk lereng diasumsikan homogen, walaupun ini tidak sesuai untuk
lereng-lereng alami.
- Metode irisan
Dalam prosedur ini,
tanah di atas permukaan
gelincir dibagi menjadi beberapa buah
irisan vertikal yang paralel. Stabilitas setiap irisan dihitung
secara terpisah. Ini
adalah teknik analisa
yang ampuh dimana ketidak-homogenan tanah
dan tekanan air pori dapat
dipertimbangkan. Metode ini
juga memperhitungkan variasi tegangan norman sepanjang permukaan
keruntuhan potensial.
3. Analisa Slope
menggunakan metode irisan
Sangat banyak
lereng-lereng alami dan banyak lereng buatan manusia terdiri
lebih dari satu jenis
tanah, atau propertis tanah sangat
bervariasi sehingga
beberapa tipe solusi
elemen hingga diperlukan. Metode
elemen hingga secara umum biasa digunakan untuk membagi bagian keruntuhan ke dalam suatu seri-seri
irisan vertikal sebagaimana diilustrasikan
Lebar irisan
sebaiknya kecil sehingga
garis aktualnya dapat diganti oleh
suatu trapezoid, sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar 1.3b.
Diasumsikan bahwa berat irisan Wi berlaku pada titik tengah area
irisan. Dengan asumsi
ini hubungan di
bawah ini dibuat:
Gaya-gaya pada
Metode Pias-pias (garis keruntuhan sirkular)
W : total gaya vertikal dari massa pias lebar b dan tinggi h
P : total gaya normal pada dasar slice
Sm : gaya geser digerakkan pada dasar tiap-tiap pias
E : gaya normal horizontal antar pias
X : gayageser vertikal antar pias
R : jari-jari lengan momen pada gaya geser Sm
x : jarak horizontal antar pias dari
centroid masing masing pias ke titik putaran
a : jarak tegaklurus dari resutan gaya air eksternal pada rotasi
b : lebar dari pias
A: gaya resultan air eksternal
α : sudut antara
gradian dasar tiap slice terhadap horizontal
index: L :
left R : right
Besaran gaya Sm:
Sm = l (c’ + (σn – u) tan φ’ )/F
c’ = gaya effektif
intercept kohesi tanah
φ’ = sudut gesek
internal tanah efektif
σn = P /l
l = panjang garis runtuh tiap pias
u = tekanan pori tanah
F = Faktor keamanan
1. Persamaan
Kesetimbangan momen untuk metode GLE (General Limit Equilibrium)
Persamaan GLE disusun dari semua slice ditotalkan terhadap titik pusat
putaran
ΣWx - ΣSmR ± Aa = 0
geser antar pias
dan gaya normal tidak
langsung terlihat pada persamaan karena total gaya gaya tersebut harus
nol
Persamaan
kestimbangan gaya-gaya horizontal pada metode GLE ditulis dengan mnejumlah
gaya-gaya pada arah horizontal untuk kemiringan keseluruhan pias.
Dan gaya gaya antarpias dalam
hal ini juga dinolkan sesuai kesetimbangan gaya dan gaya geser longsor
dalam kesetimbangan gaya untuk angka
aman Ff
dengan
Apabila pada
tebing telah terbentuk crack, dengan lebar dan kedalaman tertentu maka
kedalaman crack sebenarnya akan segera berubah saat terjadi longsoran, maka
cukup diketahui lokasi crack dan kedalaman crack dapat dihitung menggunakan
persamaan
dengan
F = angka aman
Crack menjadi batas dari pias sehingga memberikan efek beban yang lebih
besar terhadap putaran di permukaan keruntuhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar